Share

Mengajak Anak untuk Saling Memaafkan

Assalamualaikum Wr.Wb
Kamis, 09 November 2017




Hari ini cuaca lumayan cerah-ceria di Pekanbaru. Para emak sedikit lega karena jemuran hari ini selamat dari gerimis mengundang, termasuk saya yang sedari kemarin menunggu kedatangan mentari menyinari bumi hehe. Kain kotor sudah berember-ember menumpuk di depan kamar mandi, seakan berteriak "ayo cuci aku".

Sementara itu, tantangan game level 1 hari ini, sudah memasuki hari ke-8, komunikasi saya dan umar semakin di uji. Saya semakin dibuat putar otak lagi dan lagi dalam menerapkan materi Komunikasi Produktif materi pertama Kuliah Bunda Sayang IIP {Instititut Ibu Profesional}. Pasalnya pagi tadi Umar seakan kembali ke hari pertama tantangan yaitu "malas pakai baju sendiri" atau "manjanya kumat". 

Berhasil atau enggak yah saya meyakinkan dia kembali untuk tetap jangan malas pakai baju sendiri lagi? Begini ceritanya. 😉😉😉





Subuh tadi selesai sholat, saya bergegas memasukkan pakaian kotor ke mesin cuci, pasalnya cucian sudah menumpuk sejak 2 hari yang lalu, karena hujan dan gerimis yang setia turun, maka jemuran pun banyak yang tidak kering. Sambil menunggu mesin cuci selesai dengan pekerjaannya, saya lanjut ke dapur mencuci piring dan kegiatan domestik ala emak lainnya. Beres semua pekerjaan jam 09.00 Wib. Umar dan Mazea pun bangun.

Seperti biasa saya menyapa mereka dengan ritual sapaan khusus "Assalamualaikum babang Umar dan dedek Zea, anak-anak umi udah bangun ya?" Sapaan paling manis yang tidak boleh dilewatkan setiap pagi plus pelukan mesra emak ke anaknya. Awas aja kalau enggak disapa seperti itu bakalan rewel sepanjang haru ntu dua bocah, hehe.

Setelah saya melepas pelukan kepada keduanya, mereka kegirangan dan langsung menuju arah tempat mainan. Awalnya saya ingin menyuruh mereka mandi dulu baru main, tapi tidak digubris, begitulah kalau mainannya sudah tersusun rapi, mereka gatal ingin segera main.

"Umar, Zea lagi asik main ya?" Saya pun mendekati keduanya.

"Hmmm main sambil mandi yuk, sekalian mainannya dimandikan mau?" Saya menawarkan dua pilihan kepada mereka, ini salah satu trik komunikasi produktif yang saya pelajari di Kuliah Bunda Sayang IIP agar anak-anak mau mengerti dan mau mendenga kita, tentunya juga dengan intonasi yang lembut dan mimik wajah yang mendukung juga.

Akhirnya mereka mau mandi untuk pagi ini, walaupun sambil main. 

"Baiklah, mandikan mainananya {mobil-mobilan} 5 menit ya, setelah itu gosok gigi dan pakai sabun ok"  

"Ok mi" jawab mereka kompak.

Nah masalah muncul ni, tadi pas mandikan mainannya, salah satu mobil si abang hampir masuk ke lubang pembuangan air yang tutupnya setengah lepas, ini membuatnya kesal, karena si adek yang menjatuhkannya. Alhasil dia jadi cemberut ketika di suruh pakai baju sendiri lagi. Saya pun musti menggunakan kalimat produktif lagi untuk membujuknya. Tapi saya meminta adek zea untuk minta maaf sama abangnya.

"Adek, tadi adek salah lho, sudah jatuhkan mobilan abang, sekarang minta maaf yuk sama abang umar"  Zea yang penurut ini selalu mau menuruti kata umi. Dia juga terbiasa meminta maaf kalau memukul saya, atau siapa saja saat rewel.

"Nah, adek udah minta maaf, abang mau maafkan adek?" Tanya saya pada umar. Dia pun mengangguk tanda mau dan umar pun tertawa senang sambil segera mengambil bajunya sementara si adek sudah selesai memakai baju, abang umar pun tak lupa memberikan dua jempol untuk memuji adeknya yang sudah selesai memakai baju sendiri itu. Dan mereka pun lanjut main bersama.



#Hari8
#Gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayIIP



Tidak ada komentar: