Share

Ditinggal Umi Sampai Sore

Assalamualaikum Wr.Wb.
Senin, 13 November 2017


Hari ini saya merasakan sesuatu yang luar biasa, semua perasaan campur aduk, senang, sedih, dan haru. Pagi-pagi sekali saya sudah menyelesaikan segala pekerjaan rumah, memasak, mencuci pakaian, membereskan rumah, karena hari ini saya janji mau menjaga stand Produk Rumah Tangga Distributor Utama Riau di Bazaar Milad Muhammadiyah. Setelah beres-beres dan siap-siap berangkat si abang Umar tiba-tiba bangun.

Umar paling tidak suka kalau saya pergi tanpa membawanya, tapi kali ini saya harus rela meninggalkan dirumah bersama tantenya, karena bazzar ini rame dan panas, takutnya mereka malah rewel dan enggak betah.

Seperti biasa, saat umar bangun saya selalu menyapanya hangat, namun dia terheran karena pagi-pagi saya sudah rapi dan siap-siap berangkat ke Bazzar.

"Umi mau kemana?" Tanyanya heran.

"Umar, hari ini umi mau pergi jualan dulu, boleh?" Dengan hati-hati saya menjelaskan padanya yang masih setengah mengantuk.

"Huhu, enggak mi" Jawabnya hampir berlinang air mata. Saya sungguh tidak tega untuk meninggalkannya, namun saya sudah janji sama teman yang buka stand untuk jaga standnya hari ini.

"Umi sudah janji sama teman umi nak, jadi umi harus tepati." Saya harus menjelaskan secara jujur kepada anak-anak sesuai ilmu yang saya pelajari di Kelas Bunda Sayang IIP materi Komunikasi Produktif.

"Umar nanti main dirumah ante dan ayang {mertua saya} dulu yah, nanti sore jemput umi kita jalan-jalan, bagaimana?" Saya menatapnya yang sudah setengah menangis. {saya tidak bisa mengabadikan fotonya karena saya benar-benar ikut sedih melihatnya}. Ini pertama kalinya saya meninggalkan anak-anak sampai sore hari, pernah beberapa kali itupun cuman sampai siang, rasanya sungguh luar biasa sedih melihat raut wajah anak yang sehari-hari selalu bersama emaknya.

"Hmmm hnggg, iya mi, nanti umar jemput umi?" Masih sambil berlinang air mata. Saya pun mencium keningnya dan memeluknya,

"Nanti bilangin ke adek juga ya, kalau adek udah bangun" Pesan saya pada umar. Kemudian saya pun berangkat setelah pamitan dengan suami juga.

Selama Bazaar, saya juga selalu ingat anak-anak dirumah, tapi setelh dapat whatshapp dari tantenya kalau mereka sedang tidur siang, saya pun merasa tenang. Sampailah di sore harinya, ketika saya asik berbincang dengan teman Distributor, tiba-tiba dari kejauhan ada yang memanggil saya.

"Umi, Umi, Umar jemput" Umar berlari kencang ke arah saya disusul adiknya zea dan lansung memeluk saya. MasyaAllah rasanya sungguh bahagia dan haru juga, ternyata beginilah rasa yang dirasakan oleh ibu-ibu pekerja diluar sana, sedih ketika harus meninggalkan anak-anak dirumah, dan haru campur senang saat kembali berjumpa dengan anak-anak dirumah.

Sepanjang jalan pulang Umar berebut dengan dedek zea ingin dalam gendongan uminya, saya pun menuruti permintaan mereka, satu saya peluk dengan tangan kanan, satunya lagi dengan tangan kiri, mereka nampak bahagia kembali bisa kepelukan uminya.

Malam ini saat saya menulis ini mereka belum tidur, dan ingin saya temani bermain, karena biasanya siang hari saya selalu menemani mereka main, sekarang mereka minta ganti waktu siang tadi ketika ditinggal. Bahagia memilikimu nak. Alhamdulillah ya Allah. Akhirnya rasa ini kurasakan jua. Semoga kita semua selalu bisa membersamai anak-anak.

masih main jam 11.30 malam

                                                                      Foto Bazaar





Umar enggak ikut foto karena sedang memeluk saya yang sedang ambil foto ini hehe



#Hari12
#Gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayIIP







Tidak ada komentar: