Share

Mengejar Cinta Mas Azzam

*Cerbung Part 5*

PART 1
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10210175754742016&id=1583438613

PART 2
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=957007514467946&id=100004761198837


PART 3
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=2307552092603992&id=100000476709277

PART 4

https://indimaretia.wordpress.com/2018/02/16/mengejar-cinta-mas-azzam/

PART 5

Entah kenapa tiba-tiba senyum terkambang di bibirku mendengar penjelasan dari suara orang yang ku damba menjadi pendamping hidupku itu, seolah-olah seperti senyum nenek sihir yang penuh harapan akan berhasil merebut hati mas Azzam kembali dari seorang Annisa si gadis anggun itu "ya Rabb salahkah pengharapanku ini".

Aku kembali menangis pasrah sehingga tak kusadari suara tangisku tak bisa kusembunyikan dari telinga dua ikhwan di saff depan yang mengobrol sedari tadi.

"Ukhti, ukhti tidak apa-apa?"
Sapa suara yang mampu menggetarkan jiwaku.

"Astaghfirullah mas Azzam" bisik hatiku.

Hasratku ingin menggoda mas azzam dengan kepedean tingkat dewa ku yang kemarinpun sirna seketika, aku hanya mampu menggeleng dan memberanikan diri menatapnya dan memberikan senyum terindah yang mungkin hanya saat itu keluar dari wajahku.

Aahhhh apakah yang ku lakukan ini, kenapa aku  merasa harus menjadi si anggun Annisa agar mas Azzam berpaling padaku. "Ya Rabb apakah aku jahat kalau harus merebut mas azzam dengan cara begini"

Malu akan hal itu aku pun buru-buru bangkit berlalu melipat mukena dan meninggalkan mas Azzam yang terbengong karena hanya mendapat jawaban senyum manis ku dari pertanyaan yang dia lontarkan tadi.

Entahlah aku merasa seolah-olah tak ada harapan tapi juga tambah yakin dialah yang akan menjadi pendamping hidupku.

"Galau aku sungguh galau Ya Rabb"

Aku kembali ke kamar hotel dengan perasaan yang bercampur aduk, sesampai di pintu kamar tiba-tiba aku teringat isi surat yang sudah ku susun rapi kata-katanya itu, lalu tanganku bergerak mencari-cari dimana surat itu berada, ku cari disaku gamisku sampai kedalam tas kecilku namun aku tak menemukan surat itu berada.

"Astagfirullah, apakah tertinggal di mesjid tadi?'

Buru-buru kulangkahkan kembali kaki ku menuju mesjid tempat tadi aku mengadu pada Rabb-ku.

***

Dengan hati-hati aku memasuki mesjid dan mencari-cari dimana kiranya surat itu terjatuh, namun aku tak sengaja melongok ke shaf ikhwan, alamak matilah aku, ternyata surat yang kucari-cari tadi sekarang berada pada orang yang tepat, jantungku tiba-tiba berdegub kencang dan mataku masih mengintai sosok pria yang sedang tersenyum sambil khusyuk membaca suratku ituh, tampak dia mengerinyitkan dahinya, mungkin dia kesulitan membaca tulisanku atau karena surat yang setengah basah itu tulisannya mulai memudar, ahh entahlah aku malah merasa senang surat itu ada padanya. Oh Mas Azzam apa arti senyummu itu.

Saat aku asyik memperhatikan mas Azzam, tiba-tiba aku mendengar suara dari arah pintu ikhwan,

"Assalamualaikum Mas Azzam"

Segera aku pura-pura pergi ke arah tempat mukena digantung, diam-diam ku pasang telingaku, siapakah yang tadi memanggil mas Azzam ku.

"Waalaikumsalam ya dik Nisa, ada apa"

"Saya mau bilang pamit dulu Mas kembali ke kampung, karena tadi tiba-tiba Ibu menelfon katanya ada sesuatu yang ingin dibicarakan"

"Ya dik, hati-hati dijalan salam sama Ibu dan keluarga disana yah"

Ternyata si gadis anggun calon istrinya Mas Azamku itu yang memanggilnya, hatiu kembali menangis, seolah-olah buah semangka yang tadi siap ku makan jatuh kelantai, hancur.

Tak lama aku melihat Annisa sudah pergi, kembali ku lihat Mas Azzam duduk di pojokan shaf dan kembali membuka surat itu ..

***
_Assalamualaikum mas Azzam_


_Maafkan jika saya lancang membuat surat ini untuk mas Azzam_

_Tak usahlah ya saya pakai kata-kata muqodimah segala, hihihi entar mas Azzam mengira saya akan ceramah pula hehehe_

_Mas Azzam, sejak pertama saya bertemu dengan kamu entah kenapa hati saya langsung klik dengan kesholehan Mas Azzam, tiba-tiba datang bisikan "hei Tias itu tu calon suamimu nanti"_

_Jangan salahkan suara itu ya mas, saya juga tidak tahu dari mana datangnya suara itu, salahkan dia saja jangan saya_

_Tapi Mas yang jelas semakin hari saya semakin yakin akan mas Azzam adalah imam saya yang kelak bisa membina rumah-tangga yang sakinah dan mawaddah bersama saya. AAMIIN._

_Keyakinan itu semakin bertumbuh hingga tercoretlah kertas putih ini oleh hati saya yang ingin menuju hati mu Mas Azzam_

_Sekali lagi maaf jikalau saya lancang Mas Azzam semoga kita memang ditakdirkan menjadi pasangan suami istri yang sholeh dan sholeha_ _AAMIIN_

_Tias Putri Ramadhani_

_Gadis yang kamu cuekin saat dia berusaha sok akrab denganmu_

0812xxx7777
***

Aku terus memperhatikan  Mas Azzam dari sudut lain, entah dia mengetahui atau tidak keberadaanku saat itu, yang jelas aku mendengar dia berguman,

"Siapa sebenarnya wanita yang menulis surat ini, kenapa hatiku juga ingin mengenalnya lebih jauh, Astaghfirullah"

Senyum harapanpun kembali terkambang di bibirku.

bersambung.....

#cerbung
#rumbelmenulis_iip_pekanbaru
#ibuprofesional
#event_menulis_februari

Tidak ada komentar: